Kamis, 26 April 2012

MAKALAH GOGRAFI REGIONAL ASIA TENGGARA / DUNIA DESKRIPSI NEGARA TIMOR LESTE


Oleh : Wida Budiningrum
BAB II
PEMBAHASAN

A.       Lokasi dan Bentuk Wilayah Negara Timor Leste
           

Republik Demokratik Timor Leste (juga disebut Timor Lorosa'e), yang sebelum merdeka bernama Timor Timur, adalah sebuah negara kecil di sebelah utara Australia dan bagian timur pulau Timor .
Menurut Catatan Geografi Timor berasal dari bahasa melayu yang berarti timur, pulau Timor adalah bagian dari wilayah melayu dan merupakan kepulauan Sunda Lesser terbesar dan paling timur.
Secara astronomis Timor Leste terletak pada koordinat 80 50 S, 1250 55 T. Total wilayah negara Timor Leste  15,007² km dengan garis pantai sejauh  706 km  dan letak perbatasan 228 km dari negara Indonesia. Negara ini  juga memiliki wilayah maritim yaitu laut Teritorial sepanjang 12 nm, zona perbatasan 24 nm dan zona ekonomi eksklusif sepanjang 200 nm.
Timor Leste yang beribu kota di Dili dan bentuk pemerintahan berupa republik mempunyai kepala pemerintahan berupa presiden yang bernama José Ramos Horta dan perdana menteri bernama Xanana Gusmão. Negara ini juga memiliki Motto dalam bahasa portugis yaitu “ Unidade, Acção e Progresso” yang artinya "Persatuan, Tindakan dan Kemajuan".

Secara administratif  Timor Leste dibagi menjadi 13 distrik yaitu:
Nama-nama yang berada di antara tanda kurung adalah ejaan alternatif yang sering dipakai pada masa Integrasi.
Batas Maritim wilayah Timor Leste adalah:
1.        Sebelah utara berbatasan dengan laut belanda
2.        Sebelah selatan perbatasan dengsn laut timor dan laut arafuru
3.        Sebelah timur perbatasan dengan laut arafuru
4.        Sebelah barat perbatasan dengan laut NTT (indonesia)
Bentuk wilayah
Bentuk negara timor leste yaitu kontinental karena mempunyai daratan yang luas dan bentuk pemerintahan repoplik, kepala negara berupa presiden yang di bantu oleh perdana mentri dengan lagu kebangsaan patria.

B.     Kondisi Fisiografis Timor Leste
Negara kecil yang terletak di sebelah utara Australia dan bagian timur pulau Timor ini terletak pada titik terendah 0 m yang terdiri dari Laut Timor, Laut Savu, and Laut Banda dan titik terendah 2.963 m yang terletak di Foho Tatamailau. Hal tersebut membuat negara Timor leste ini mempunyai 3 iklim yang berbeda yaitu tropis, panas, dan lembab.
a.        Struktur geologi 
Selain itu berdasarkan data yang diperoleh pada tahun 2005 negara ini mempunyai struktur tanah berupa pegunungan yang terdiri dari 8,2 % berupa tanah yang baik untuk ditanami, 4,57% tanah subur, lainnya 87,23% dan 1,0652km berupa tanah irigasi. Hal tersebutlah yang membuat negara ini mempunyai kekayaan alam seperti emas, minyak bumi, gas alam, mangan dan biji-bijian.


b.        Kondisi geologi dan geomorfologi
Propinsi Timor Timur merupakan wilayah dataran dan pegunungan. Sebagian besar daerah pegunungan membentang dari barat ke timur dengan lembah dan jurang yang curam dan dalam yang di bagian tengahnya banyak mengalir sungai kecil. Tanah di wilayah ini banyak mengandung kapur, karang, tanah liat yang pekat, dan pasir. Keadaan topografi daerah berbukit-bukit dengan dataran rendah yang cukup luas di beberapa tempat. Di Propinsi Timor Timur terdapat sembilan buah gunung berapi yang keting­giannya lebih dari 1.500 meter, serta terdapat lebih dari lima belas buah sungai yang airnya mengalir sepanjang tahun.

Lahan di Propinsi Timor Timur sebagian besar telah diman­faatkan untuk kegiatan pertanian yang meliputi tanaman per­kebunan, hortikultura, tanaman pangan, peternakan, dan tanaman hutan, seperti hutan bakau, kayu putih, kayu merah (maorasa), lontar, dan cendana. Namun, potensi lahan subur terutama di bagian selatan belum dimanfaatkan secara optimal. Selain itu, wilayah ini memiliki sumber daya kelautan (maritim) yang poten­sial meskipun luasnya relatif terbatas dan dewasa ini belum diman­faatkan secara optimal.
c.        Iklim
Iklim di negara ini adalah iklim tropis. Namun karena berada di bagian timur dari Kepulauan Indonesia, Timor Leste hanya mendapat sedikit curah hujan yang diterima sangat sedikit. Tanah di Timor Leste banyak diolah sebagai landang dengan menanam tanaman seperti singkong dan jagung.
d.        Hutan / vegetasi
*        F l o r a
Selain jenis tumbuhan (flora) yang telah dibudidayakan oleh penduduk, seperti tanaman padi, jagung, ubi-ubian, kacang-kacangan, sayur-mayur, buah-buahan, kelapa, cengkeh , vanili, jambu mente, kapas, kapuk, kemiri, asam, dll juga terdapat jenis tumbuhan di kawasan hutan seperti kayu akasia, kayu putih, kayu cendana, kayu lontar, kayu gaharu, dll. Dari sekian banyak jenis tumbuhan kayu ini yang paling terkenal adalah kayu cendana yang memiliki kualitas yang lebih baik dibanding kayu cendana yang ada di wilayah lainnya di Indonesia.

 
Pohon Kayu Putih
Cendana
C.       Kependudukan
a.        Jumlah dan Penyebaran Penduduk
Pada tahun 2005 penduduk Timor Leste diperkirakan berjumlah 1.040.880 jiwa. Sedangkan satu tahun berikutnya perkiraan jumlah penduduk pada tahun 2006 berjumlah 978.590 jiwa dengan kepadatan penduduk 69/km2.  
Kepadatan penduduk Timor Leste tersebut merupakan campuran antara suku bangsa Melayu dan Afrika, sebagian kecil keturunan Portugis. Mayoritas penduduk Timor Leste beragama Katolik (93%), diikuti Protestan (3%), Islam (1%), dan sisanya Buddha, Hindu (1%, masing-masing 0,5%), dan aliran kepercayaan (2%). Karena mayoritas penduduk beragama Katolik, maka kini terdapat tiga keuskupan (diosis) yaitu: Diosis Dili, Diosis Baucau dan Diosis Maliana yang baru didirikan pada tanggal 30 Januari 2010 oleh Paus Benediktus XVI.
b.        Bahasa
Sejak kemerdekaan Timor Leste pada tahun 2002, setelah sejak tahun 1999 di bawah pemerintahan transisi PBB, berdasarkan konstitusi Timor Leste memiliki 2 bahasa resmi yaitu Bahasa Tetun dan Bahasa Portugis. Selain itu dalam konstitusi disebutkan pula bahwa Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia dijadikan bahasa kerja.[6] Dalam praktek keseharian, masyarakat banyak menggunakan bahasa Tetun Portugis sebagai bahasa ucap. Sementara bahasa Indonesia banyak dipakai untuk menulis. Misalnya anak sekolah di tingkat SMA masih menggunakan bahasa Indonesia untuk ujian akhir. Banyak mahasiswa dan dosen lebih memilih menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dan menulis karangan ilmiah.
c.         Sejarah Timor Leste
Sejarah Timor Leste sendiri berawal dengan kedatangan orang Australoid dan Melanesia. Orang dari Portugal mulai berdagang dengan pulau Timor pada awal abad ke-16 dan menjajahnya pada pertengahan abad itu juga. Setelah terjadi beberapa bentrokan dengan Belanda, dibuat perjanjian pada 1859 di mana Portugal memberikan bagian barat pulau itu. Jepang menguasai Timor Timur dari 1942 sampai 1945, namun setelah mereka kalah dalam Perang Dunia II Portugal kembali menguasainya.
Pada tahun 1975, ketika terjadi Revolusi Bunga di Portugal dan Gubernur terakhir Portugal di Timor Leste, Lemos Pires, tidak mendapatkan jawaban dari Pemerintah Pusat di Portugal untuk mengirimkan bala bantuan ke Timor Leste yang sedang terjadi perang saudara, maka Lemos Pires memerintahkan untuk menarik tentara Portugis yang sedang bertahan di Timor Leste untuk mengevakuasi ke Pulau Kambing atau dikenal dengan Pulau Atauro. Setelah itu FRETILIN menurunkan bendera Portugal dan mendeklarasikan Timor Leste sebagai Republik Demokratik Timor Leste pada tanggal 28 November 1975. Menurut suatu laporan resmi dari PBB, selama berkuasa selama 3 bulan ketika terjadi kevakuman pemerintahan di Timor Leste antara bulan September, Oktober dan November, Fretilin melakukan pembantaian terhadap sekitar 60.000 penduduk sipil (sebagian besarnya wanita dan anak-anak karena para suami mereka adalah pendukung faksi integrasi dengan Indonesia). Dalam sebuah wawancara pada tanggal 5 April 1977 dengan Sydney Morning Herald, Menteri Luar Negeri Indonesia Adam Malik mengatakan bahwa "jumlah korban tewas berjumlah 50.000 orang atau mungkin 80.000". Tak lama kemudian, kelompok pro-integrasi mendeklarasikan integrasi dengan Indonesia pada 30 November 1975 dan kemudian meminta dukungan Indonesia untuk mengambil alih Timor Leste dari kekuasaan FRETILIN yang berhaluan Komunis.
Ketika pasukan Indonesia mendarat di Timor Leste pada tanggal 7 Desember 1975, FRETILIN didampingi dengan ribuan rakyat mengungsi ke daerah pegunungan untuk untuk melawan tentara Indonesia. Lebih dari 200.000 orang dari penduduk ini kemudian mati di hutan karena pemboman dari udara oleh militer Indonesia serta ada yang mati karena penyakit dan kelaparan. Banyak juga yang mati di kota setelah menyerahkan diri ke tentara Indonesia, namun Tim Palang Merah International yang menangani orang-orang ini tidak mampu menyelamatkan semuanya.
Selama perang saudara di Timor Leste dalam kurun waktu 3 bulan (September-November 1975) dan selama pendudukan Indonesia selama 24 tahun (1975-1999), lebih dari 200.000 orang dinyatakan meninggal (60.000 orang secara resmi mati di tangan FRETILN menurut laporan resmi PBB). Selebihnya mati ditangan Indonesia saat dan sesudah invasi dan adapula yang mati kelaparan atau penyakit. Hasil CAVR menyatakan 183.000 mati di tangan tentara Indonesia karena keracunan bahan kimia dari bom-bom napalm, serta mortir-mortir.
Timor Leste menjadi bagian dari Indonesia tahun 1976 sebagai provinsi ke-27 setelah gubernur jendral Timor Portugis terakhir Mario Lemos Pires melarikan diri dari Dili setelah tidak mampu menguasai keadaan pada saat terjadi perang saudara. Portugal juga gagal dalam proses dekolonisasi di Timor Portugis dan selalu mengklaim Timor Portugis sebagai wilayahnya walaupun meninggalkannya dan tidak pernah diurus dengan baik.
Amerika Serikat dan Australia "merestui" tindakan Indonesia karena takut Timor Leste menjadi kantong komunisme terutama karena kekuatan utama di perang saudara Timor Leste adalah Fretilin yang beraliran Marxis-Komunis. AS dan Australia khawatir akan efek domino meluasnya pengaruh komunisme di Asia Tenggara setelah AS lari terbirit-birit dari Vietnam dengan jatuhnya Saigon atau Ho Chi Minh City.
Salah satu demonstrasi di Australia yang menentang kependudukan Indonesia di Timor Timur
Namun PBB tidak menyetujui tindakan Indonesia. Setelah referendum yang diadakan pada tanggal 30 Agustus 1999, di bawah perjanjian yang disponsori oleh PBB antara Indonesia dan Portugal, mayoritas penduduk Timor Leste memilih merdeka dari Indonesia. Antara waktu referendum sampai kedatangan pasukan perdamaian PBB pada akhir September 1999, kaum anti-kemerdekaan yang konon didukung Indonesia mengadakan pembantaian balasan besar-besaran, di mana sekitar 1.400 jiwa tewas dan 300.000 dipaksa mengungsi ke Timor barat. Sebagian besar infrastruktur seperti rumah, sistem irigasi, air, sekolah dan listrik hancur. Pada 20 September 1999 pasukan penjaga perdamaian International Force for East Timor (INTERFET) tiba dan mengakhiri hal ini. Pada 20 Mei 2002, Timor Timur diakui secara internasional sebagai negara merdeka dengan nama Timor Leste dengan sokongan luar biasa dari PBB. Ekonomi berubah total setelah PBB mengurangi misinya secara drastis.
Semenjak hari kemerdekaan itu, pemerintah Timor Leste berusaha memutuskan segala hubungan dengan Indonesia antara lain dengan mengadopsi Bahasa Portugis sebagai bahasa resmi dan mendatangkan bahan-bahan kebutuhan pokok dari Australia sebagai "balas budi" atas campur tangan Australia menjelang dan pada saat referendum. Selain itu pemerintah Timor Leste mengubah nama resminya dari Timor Leste menjadi Republica Democratica de Timor Leste dan mengadopsi mata uang dolar AS sebagai mata uang resmi yang mengakibatkan rakyat Timor Leste menjadi lebih krisis lagi dalam hal ekonomi.

D.       Pola Perekonomian
 pembangunan ekonomi
Peran Pemerintah dalam perekonomian begitu besar, dimana sektor publik menjadi motor pertumbuhan ekonomi di Timor-Leste.
Pendapatan negara dari minyak bumi menjadi sumber utama pembiayaan belanja Pemerintah Timor-Leste. Sedangkan sumber pendapatan Negara lainnya relative kecil dan tidak punya banyak peran sebagai sumber pembiayaan pembangunan.
1.        Sruktur ekonomi
Perekonomian Timor Timur diklasifikasi sebagai ekonomi dengan pendapatan menengah ke bawah oleh Bank Dunia. Berada di peringkat 158 dalam daftar HDI, ini menunjukkan rendahnya tingkat perkembangan manusia. 20% penduduk menganggur, dan 52,9% hidup dengan kurang dari US $ 1,25 per hari. Sekitar setengah dari penduduk buta huruf. Negara ini terus menderita akibat dampak setelah perjuangan kemerdekaan selama puluhan tahun melawan Indonesia, yang mengakibatkan rusaknya infrastruktur dan banyaknya ribuan pengungsi warga sipil. Walaupun telah merdeka, Timor Leste masih sangat tergantung dengan pasokan barang-barang dari Indonesia mulai dari sembako sampai bahan bakar minyak (BBM) terutama melalui provinsi Nusa Tenggara Timur.
Selain amat tergantung secara politik kepada mantan penjajah Portugal, Timor Leste mengadopsi mata uang Dolar Amerika Serikat sebagai mata uang yang mengakibatkan daya beli rakyat jauh menurun dibandingkan ketika masih menjadi provinsi Indonesia. Pada November 2007, terdapat sebelas kecamatan dimana kebutuhan makanan harus dipasok oleh bantuan internasional. Tidak ada hukum perlindungan hak cipta di Timor Leste.
2.        Pertanian
Baucau mempunyai pertanian yang paling maju di seluruh Timor Leste. Selain makanan utama, yaitu beras dan jagung, Baucau menghasilkan kacang-kacangan, kacang tanah], ubi jalar, kopra, kemiri dan ubi kayu..
3.        industri
1)     Kaya akan hasil-hasil perkebunan, terutama kopi, kelapa, dan karet.
2)     Kaya akan hasil-hasil hutan, terutama damar dan berbagai jenis kayu.
3)     Kaya akan hasil-hasil mineral, seperti minyak bumi dan emas.
4) Memiliki sumber daya manusia yang cukup banyak, baik sebagai sumber tenaga kerja maupun sebagai konsumen hasil produksi.
4.     Perdagangan
      Timor Leste merupakan negara yang relatif baru di dunia internasional. Oleh karena itu peran perdagangannya juga masih terbatas. Untuk kondisi saat ini, Timor Leste masih cenderung pasif dalam perdagangan dunia. Komoditasnya masih digunakan untuk memenuhi kebutuhan negaranya sendiri, bahkan masih mengimpor beberapa barang dalam pemenuhan kebutuhan dalam negerinya.
Bentuk perdagangan yang masih berkembang adalah perdagangan tradisional dengan para pelintas batas dari Indonesia.
 `
4.        Tranportasi  
Di bidang prasarana transportasi Timor Leste terdapat berbagai prasarana transportasi darat meliputi dermaga penyeberangan dan jaringan jalan yang mencapai 3.832 kilometer, dengan tingkat kepadatan yang mencapai rata-rata 226,7 kilometer per 1.000 km2. Ketersediaan prasarana transportasi lainnya yang mendukung pembangunan daerah seperti prasarana transportasi laut dan transportasi udara. Propinsi Timor Leste  memiliki 3 pelabuhan laut yang cukup besar, yaitu pelabuhan laut Dili, Pante Macasar, dan Corn. Selain itu Timor Leste juga mempunyai prasarana transportasi udara yaitu Bandara Comoro di Dili dan Bandara Baucau.

DAFTAR PUSTAKA :

id.wikipedia.org/wiki/Timor_Leste

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

====>